Jakarta 2015 Minggu pagi adalah waktu yang paling dinanti anak-anak Taman Bacaan Anak Lebah. Sebab, Minggu pagi adalah waktunya Bibi Vera mendongeng. Seperti biasa, Ah Cy, Taufik, Ferdinand, dan teman-teman lainnya sudah berkumpul di teras rumah Bibi Vera dengan rasa penasaran, dongeng apa lagi yang akan dibawakan Bibi Vera kali ini? “Ini Kiki,” Bibi Vera tahu-tahu sudah duduk di depan anak-anak, membawa serta sebuah boneka tangan berbentuk kelinci. “Dia kelinci yang pandai bercerita. Teman-temannya suka sekali berkumpul di rumah Kiki, minum teh dan mendengar cerita-ceritanya yang menarik,” kisahnya. “Wah, persis Bibi Vera, dong!” celetuk Taufik yang langsung disambut dengan suara… read more →
Jakarta 2015 Minggu pagi adalah waktu yang paling dinanti anak-anak Taman Bacaan Anak Lebah. Sebab, Minggu pagi adalah waktunya Bibi Vera mendongeng. Seperti biasa, Ah Cy, Taufik, Ferdinand, dan teman-teman lainnya sudah berkumpul di teras rumah Bibi Vera dengan rasa penasaran, dongeng apa lagi yang akan dibawakan Bibi Vera kali ini? “Ini Kiki,” Bibi Vera tahu-tahu sudah duduk di depan anak-anak, membawa serta sebuah boneka tangan berbentuk kelinci. “Dia kelinci yang pandai bercerita. Teman-temannya suka sekali berkumpul di rumah Kiki, minum teh dan mendengar cerita-ceritanya yang menarik,” kisahnya. “Wah, persis Bibi Vera, dong!” celetuk Taufik yang langsung disambut dengan suara… read more →
Jakarta, 2015 “Jadi gimana, Pik, kita ketemu lagi minggu depan, ya?” “Boleh, Cy. Nanti aku kabarin Ferdinand juga.” “Serius, yaaa?” tanya Ah Cy, antusias, “kabarin aku kalau udah fix.” “Iya, Ciciiii …” “Heh, Pik! Jangan kamu kira aku udah nggak bisa marah kalau dipanggil ‘Cici’, ya!” “Minggu depan itu, ummm, tanggaaal?” “29 Agustus, Pik.” “Serius?” Karena ragu, Ah Cy mengambil ponselnya yang terbaring di meja untuk melihat kalender. “Bener. Sekarang, kan, tanggal 22.” Tanggal 22, aku membatin. “Eh, Cy, nanti kita berkabar lagi, ya.” Aku bangkit dari sofa rumah Ah Cy, sambil mengambil ancang-ancang pergi. “Lho, mau ke mana?” “Ada… read more →
Jakarta, 2015 Hari ini, Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke-70. Sementara aku belum merdeka dari tumpukan pekerjaan. Aku melipat layar laptop, kemudian bangkit menuju jendela. Di luar samar terdengar keriuhan lomba tujuh belasan yang berusaha diselenggarakan dengan peserta seadanya. Hanya tiga sampai lima anak terlihat tengah susah payah menghabiskan kerupuk yang digantung. Selebihnya sekumpulan orang dewasa yang berusaha terlihat sumringah, agar perayaan sedikit meriah. Beberapa tahun belakangan, di kompleks tempat tinggalku saat ini, perayaan tujuh belasan semakin kehilangan kegembiraannya. Anak-anak yang beberapa tahun lalu masih antusias, misalnya, kini telah menjadi remaja yang tak mau terlihat kekanakan dengan mengikuti lomba tujuh belasan.… read more →
Jakarta, 1999 Warna merah putih menghiasi sebuah beranda teduh berukuran tiga kali enam meter di selatan Jakarta yang nyaris tak pernah sepi dari anak-anak kecil. Tempat kesukaan Ah Cy. Sepulang sekolah, setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, ia akan mandi, minta rambutnya dicepol dua oleh Mami, lalu pergi ke sana. Kadang Mami atau Papi mengantarnya dengan mobil. Tapi, Ah Cy lebih sukamengendarai sepedanya. Ia suka rasanya: seperti anak-anak besar yang sudah tak butuh dijaga siapa-siapa. Ah Cy berkunjung ke Taman Bacaan Anak Lebah nyaris setiap hari, kecuali hari Selasa. Ia ikut les kungfu setiap hari Selasa. Kata Pak Lee, papi Ah Cy,… read more →