On the News.

Liputan6.com
Festival Dongeng Internasional Pertama di Indonesia Siap Digelar

Liputan-6

Liputan6.com, Jakarta – Demi mewujudkan anak-anak Indonesia yang gemar baca buku, sejumlah pihak bergadengan tangan menyelenggarakan festival dongeng Internasional pertama di Indonesia bernama BookSTech: Books, Storytelling and Technologi.

Festival yang diprakasai Taman Baca Anak Lebah, ALLIF (Anak Lebah Literacy Indonesia Foundation), GlobalExhibit (Global Business Service), Fountain Education Center dan didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan dilaksanakan di Perpustakaan Cikini, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada Sabtu dan Minggu (10-11 Oktober 2015)

“BookSTech didedikasikan untuk melayani keluarga Indonesia, untuk bersama-sama menumbuhkan dan meningkatkan minat baca seorang anak sejak kecil dengan berbagai cara menyenangkan. Seperti storytelling (dongeng). Kami mengombinasikan kegiatan ini dengan serangkaian kegiatan talkshow dan workshop untuk orangtua dan guru. Serta memperkenalkan teknologi yang bersahabat dengan anak,” kata Ketua Panitia Pelaksana BookSTech, Rismadhani Chaniago di Kawasan Cikini, Jumat (21/8/2015)

Rismadhani melanjutkan, festival dongeng Internasional pertama di Indonesia ini siap menjawab tantangan orangtua masa kini dalam mendidik anak-anak di era digital dengan teknologi yang semakin canggih. Serta membantu menumbuhkan rasa cinta terhadap dunia baca di usia yang sangat muda.

Festival dongeng Internasional pertama di Indonesia ini bertema Love Our Environment (Cintailah Lingkungan Kita). Dalam kegiatan ini anak diajari mencintai dan bertanggung jawab menjaga lingkungan sekitar. Dan tentu kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi masalah lingkungan.

Hal senada juga diungkapkan Ahmad Gozali, Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurut dia, minat baca seorang anak harus dimulai sejak dini. Namun, ketertarikan mereka terhadap dunia baca bukanlah hal yang dapat timbul secara mendadak. Semua butuh proses. Semakin mereka terbiasa untuk membaca, maka minat baca akan terus mereka bawa hingga dewasa.

Sumber: http://www.liputan6.com/tag/festival-dongeng-internasional-pertama-di-indonesia

Intisari-Online.com
BookSTech, Sebuah Upaya Menggabungkan Buku, Dongeng, dan Teknologi

Intisari-Online

Intisari-Online.com – Di masa kejayaan Balai Pustaka, buku-buku tentang dongeng rakyat seolah-olah menjadi buku wajib anak-anak di seantero Indonesia. Tapi tapi era keemasan itu perlahan memudar. Alih-alih bertungkus lumus dengan buku dongeng, anak-anak sekarang lebih tertarik dengan gadget. Itulah yang melatarbelakangi munculnya BookSTech, sebuah upaya menggabungkan buku, dongeng, dan teknologi.

Sejatinya, BookSTech adalah pendekatan baru tentang bagaimana memperkenalkan buku kepada anak-anak. “Ia didedikasikan untuk melayani keluarga Indonesia dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca anak sejak dini dengan berbagai cara yang menyenangkan yang sejalan dengan perkembangan teknologi,” terang Rismadhani Chaniago, ketua panitia pelaksana BookSTech 2015.

Ide dan gagasan BookSTech muncul dari Taman Bacaaan Anak Lebah, sebuah lembagai nirlaba yang mempunyai perhatian lebih terhadap minat baca anak. Gayung bersambut, program ini ternyata mendapat sambutan hangat dari Pemerintah Daerah  DKI Jakarta, juga beberapa lembaga swasta yang peduli terhadap dunia membaca.

Menurut Ahmad Gozali, Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Pemerintah Provinsi DKI, ketertarikan terhadap membaca bukanlah hal yang dapat dimunculkan secara tiba-tiba. Oleh sebab itu, “dibutuhkan waktu dan latihan secara terus-menerus agar anak terbiasa serta dapat menghasilkan manfaat yang besar di masa mendatang. Ini (BookSTech) kami harap bisa membantu mewujudkan kegemaran membaca buku pada anak.”

BookSTech ini untuk pertama kalinya akan diperkenalkan kepada khalayak di acara BookSTech 2015—The First Indonesia International Storytelling Festival yang akan dilangsungkan di Jakarta di pertengahan Oktober nanti.

Sumber: http://intisari-online.com/read/bookstech-sebuah-upaya-menggabungkan-buku-dongeng-dan-teknologi

Pikiran-Rakyat.com
Tumbuhkan Minat Membaca pada Anak

Pikiran-Rakyat

JAKARTA, (PRLM). – Ajang “Indonesia International Storytelling Festival” yang pertama di Indonesia bernama “BookSTech: Books, Storytelling and Technology” akan digelar di Perpustakaan Cikini, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 10 s.d. 11 Oktober 2015. Misi kegiatan ini adalah menumbuhkan kecintaan anak membaca buku dengan cara yang menyenangkan seperti mendongeng dan mengenalkan teknologi yang bersahabat dengan anak.

Acara yang didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu diprakarsai oleh Taman Baca Anak Lebah, ALLIF (Anak Lebah Literacy Indonesia Foundation), GlobalExhibit (Global Business Services), dan Fountain Education Center.

Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Ahmad Gozali menuturkan, minat baca harus dimulai sejak dini. Namun, kata dia, ketertarikan terhadap membaca bukanlah hal yang dapat timbul secara tiba-tiba. “Dibutuhkan waktu dan latihan secara terus menerus agar anak terbiasa serta dapat menghasilkan manfaat yang besar pada masa mendatang,” ujarnya saat membuka acara sosialisasi “BookSTech 2015” di TIM, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Gozali berharap, melalui kegiatan BookSTech 2015 ini dapat membantu mewujudkan kegemaran membaca buku pada anak. Masyarakat pun semakin mengenal beragam cerita dongeng dengan materi yang bermanfaat dan menarik.

“Sehingga, dapat semakin mendorong rasa ingin tahu anak-anak untuk membaca lebih banyak lagi buku dan menjadikan buku sebagai hal yang menyenangkan dalam proses tumbuh kembang mereka,” katanya.

Ketua Panitia Pelaksana BookSTech 2015 Rismadhani Chaniago mengatakan, kegiatan ini diharapkan menjadi kegiatan yang berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi berbagai institusi untuk bergandengan tangan bersama membangun minat membaca pada anak-anak di Indonesia, sehingga dapat menjadi sebuah kebiasaan dan bahkan kebutuhan.

Dia menjelaskan, BookSTech 2015 didedikasikan untuk melayani keluarga Indonesia untuk bersama-sama menumbuhkan dan meningkatkan minat baca anak sejak kecil dengan berbagai cara menyenangkan, seperti storytelling (mendongeng, red.). “Kami mengkombinasikan kegiatan ini dengan serangkaian kegiatan ‘talkshow’ dan ‘workshop’ untuk orang tua dan guru, serta memperkenalkan teknologi yang bersahabat dengan anak,” ucapnya.

Tema yang diusung dalam BookSTech 2015 ini adalah Cintailah Lingkungan Hidup Kita (Love Our Environment).(Agus Ibnudi/A-147)***

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2015/08/21/339251/tumbuhkan-minat-membaca-pada-anak

Kompas Print
Minat Baca Anak Masih Rendah

Kompas

JAKARTA, KOMPAS – Hingga sekarang minat baca pada anak-anak di Indonesia masih rendah. Untuk itu, perlu adanya pendekatan yang dapat menarik minat anak-anak kepada buku, salah satunya lewat mendongeng.

Terkait dengan persoalan tersebut, akan digelar Festival Storytelling Internasional bertajuk “The First Indonesia Internasional Storytelling Festival 2015” pada 10-11 Oktober 2015. Acara ini bertujuan untuk memopulerkan mendongeng serta meningkatkan minat baca anak-anak.

“Anak-anak dapat menikmati alur cerita dengan senang. Itu juga metode yang efektif untuk menyampaikan pesan dalam cerita,” kata Ketua Panitia Pelaksana BookStech 2015, Rismadhani Chaniago.

Selama ini, banyak orangtua yang menganggap berdongeng butuh keterampilan khusus. Akibatnya, mereka enggan mendongengkan cerita rakyat pada anak-anak. Padahal, mendongeng bisa dilakukan oleh siapa pun.

“Orangtua perlu diajak untuk membiasakan dongeng sebelum tidur. Mereka bisa mengarang cerita atau membacakan buku cerita pada anak,” katanya.

Hal itu penting karena dapat meningkatkan kreativitas anak serta melatih anak untuk rajin membaca buku. “Mereka terlatih berimajinasi. Anak juga dekat dengan buku setiap hari,” ujarnya.

Menurut dia, para pendongeng yang akan berpartisipasi dalam acara tersebut, di antaranya artis, guru, duta besar, serta pendongeng profesional. Tema cerita yang diusung adalah “Love Our Environment”.

Selain dongeng, anak-anak juga dapat menikmati pertunjukan musik dan tari dari berbagai negara yang berpartisipasi, diantaranya India dan Singapura.

Lewat acara tersebut, donasi berupa buku-buku bacaan juga akan dikumpulkan. Buku-buku itu akan disumbangkan ke berbagai perpustakaan daerah.

“Masyarakat yang datang ke acara ini tidak dikenai biaya, tetapi diminta menyumbang dua buku bacaan,” katanya.

Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta Ahmad Gozali mengatakan, tema yang diusung dalam acara ini sejalan dengan program pemerintah untuk mengajarkan anak cara menjaga lingkungannya.

Festival ini dapat menanamkan kecintaan pada lingkungan. “Anak-anak bisa diajarkan untuk membuang sampah pada kotak sampah, membersihkan rumah, serta bergotong royong,” katanya.

Ia menilai, perkembangan teknologi membuat para orangtua jarang bercerita atau mengobrol dengan anak-anak di rumah. Akibatnya, banyak anak-anak yang lebih akrab dengan teman di media sosial daripada keluarga di rumah.

Hal itu berdampak buruk pada mental anak jika tidak terpantauan oleh orangtua. “Kalau tidak ada komunikasi antarkeluarga, anak bisa jadi lebih tertutup,” katanya.

Menurut Ahmad, pemerintah juga aktif mendorong menumbuhkan minat baca di kalangan anak-anak dengan mengadakan perpustakaan keliling, membagikan buku gratis, dan menyediakan pustakawan yang ramah untuk melayani pembaca.

Fetty Shinta dari Produksi Film Negara, menuturkan, pihaknya akan berpartisipasi dalam acara itu dengan menampilkan Panggung Si Unyil. Saat ini, pihaknya tengah menproduksi film animasi Si Unyil yang akan tampil di layar televisi.

“Rencananya, film animasi itu akan dirilis Februari 2016 untuk anak-anak di Indonesia,” katanya.

Subaksini, perwakilan Biro Kebudayaan India, Kedutaan Besar India untuk Indonesia, menuturkan, pihaknya berencana menampilkan kisah Mahabarata dan Krisna dalam bentuk dongeng.

Selain itu, berbagai tarian India untuk anak-anak juga akan ditampilkan. “Kami akan memperkenalkan legenda dan kebudayaan India untuk anak-anak Indonesia, ujar Subaksini. (B08)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/21/Minat-Baca-Anak-Masih-Rendah

Back to Top